Mamuju, ide-ta.com – Dandim 1418/Mamuju Letkol Inf Andik Siswanto S.I.P., M.I.Pol, didampingi Kadis Pariwisata Kabupaten Mamuju, Ariadi Iksan berkunjung ke Makam Imam Lapeo di Campalagian dan Museum Bahari Nusa Pustaka di Pambusuang yang dikelola budayawan Mandar, Muhammad Ridwan Alimuddin, Kamis 5 September 2024.
Dandim 1418/Mamuju, Letkol Inf. Andik Siswanto S. I. P., M. I. Pol. meluangkan waktu khusus ke Makam Imam Lapeo sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh Agama yang cukup legendaris tersebut.
Selain dikenal dengan karomahnya, beliau adalah ulama yang banyak membangun masjid, khususnya di pesisir Kabupaten Mamuju hingga Kabupaten Pasangkayu.
“Ketika saya datang ke suatu tempat, apalagi dalam penugasan, saya selalu berusaha melakukan sowan. Bukan hanya tokoh yang masih hidup, tapi juga yang sudah wafat. Di mana-mana saya lakukan itu, termasuk ketika saya ditugaskan di Tanah Mandar. Waktu pertama bertugas di Sulaweai Barat saya langsung meniatkan untuk datang ke Makam makam Imam Lapeo, alhamdulillah hari ini bisa saya wujudkan,” kata Dandim 1418/Mamuju, Letkol Inf Andik Siswanto S.I.P., M.I.Pol.
Usai dari makam Imam Lapeo, Dandim 1418/Mamuju menuju Desa Pambusuang, Kecamatan Balanipa, yang juga tempat kelahiran Imam Lapeo. Di Pambusuang Dandim berkunjung ke Perpustakaan dan Museum Bahari Nusa Pustaka. Pengelola Nusa Pustaka menyambut langsung Dandim.
Di Nusa Pustaka, Dandim 1418/Mamuju menyaksikan koleksi museum berupa replika-replika perahu kuno Mandar dan Nusantara, termasuk replika perahu Borobudur yang tergambar di relief Candi Borobudur.
“Apa yang saya lihat hari ini dan apa yang telah dilakukan saudara Muhammad Ridwan Alimuddin adalah bentuk dari penghargaan atas sejarah masa lalu kita yang gilang gemilang, termasuk di masa Kerajaan Majapahit. Dan saya dengar, pengaruh Majapahit sampai di sini juga, seperti adanya kampung yang bernama Manjopai tak jauh dari sini,“ kata Dandim.
“Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai Sejarah.” Oleh karena kita sebagai generasi penerus orang-orang terdahulu (leluhur), kita harus menghargai dan menghormati jasa-jasa mereka,” tutup Letkol Inf Andik Siswanto.
Sementara itu Muhammad Ridwan Alimuddin mengapresiasi kunjungan Dandim 1418/Mamuju. Sejauh ini menurut dia, baru kali ini ada pejabat Militer yang datang ke Nusa Pustaka, apalagi ini jauh-jauh dari Mamuju.
“Spesial lagi, tadi ngobrol-ngobrol dengan pak Dandim, kami cukup nyambung sebab sama-sama memiliki ketertarikan pada kebudayaan, ulama, sejarah hingga pangan,“ tutur Muhammad Ridwan Alimuddin, yang saat ini sedang mengkoordinir persiapan Sandeq Heritage Festival.
“Ya, betul apa yang disampaikan pak Dandim. Memang di sini ada pengaruh Majapahit. Beberapa abad yang lalu, orang-orang Jawa selalu datang ke Pulau Sulawesi untuk mencari besi. Babad Negarakertagama kan mencatat itu, nama-nama tempat di Pulau Sulawesi. Salah satu tujuan utama itu memang mencari besi yang memuncak di masa Kerajaan Majapahit. Peruntukan utama besi adalah untuk membuat senjata, termasuk keris,“ ungkap Muhammad Ridwan.
(*)