Bali, ide-ta.com – Sebagai tuan rumah penyelenggaraan _10th World Water Forum (WWF)_ 2024, Indonesia diharapkan tidak hanya melangsungkan acara dengan baik namun juga memberikan hasil serta dampak yang konkrit dan maksimal. Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan saat Rapat Koordinasi (Rakor) panitian penyelenggaraan _10th WWF 2024_ di Bali, Jumat (12-01-2024).
Diketahui _10th WWF 2024_ ini rencananya akan dilaksanakan di Bali pada bulan Mei mendatang. Forum yang dihadiri ratusan negara tersebut akan terfokus pada pembahasan permasalahan dan potensi sumber daya air bagi dunia.
“Indonesia telah berhasil menjadi tuan rumah perhelatan beberapa event Internasional, dan _WWF_ ke-10 ini adalah acara besar terakhir di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Kita harus persiapkan dengan sebaik-baiknya, baik penyelenggaraannya maupun output nya harus maksimal,” kata Menko Luhut yang yang sekaligus sebagai Ketua Panitia Nasional _10th WWF_ 2024.
Menko Luhut memaparkan, dalam _10th WWF 2024_ nanti, Pemerintah harus mampu menunjukkan bahwa Indonesia memiliki aksi-aksi konkrit dalam pengelolaan sumber daya airnya yang besar, seperti bagaimana Kementerian Pekerjaan Umum dan Pembangunan Rakyat (PUPR) yang telah membangun 36 bendungan dari target 61 bendungan.
“Kemudian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga telah melakukan konservasi air melalui rehabilitasi hutan seluas 179 Juta hektar. Juga penyediaan air untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Ini merupakan salah satu yang menunjukkan bahwa Indonesia serius dalam aksi-aksi konkrit seperti ini,” ujarnya.
“Saya tekankan kembali bahwa event ini perlu diupayakan bersama sukses dalam penyelenggaraan, menghasilkan output yang menjadi legacy, dan concrete deliverables yang bermanfaat untuk Indonesia dan global. Namun juga jangan melupakan opening ceremony dan gala dinner yang indah dan berkesan untuk para Head of States dan para peserta,” tambahnya.
Dalam pelaksanaan 10th WWF 2024, Menko Luhut memaparkan bahwa nantinya akan dilaksanakan juga 2 events penting yakni Pertemuan Kepala Negara Kerja Sama Hutan Tropis Indonesia-Brazil-Republik Demokratik Kongo (IBC), serta Peluncuran G20 Bali GBFA termasuk Sekretariat.
“Kalau bisa kita juga harus mengajak Kongo meninjau industry kita, bukan hanya WWF saja. Jadi biar mereka melihat perkembangan di Indonesia seperti apa. Kemudian untuk peluncuran G20 Bali GBFA termasuk Sekretariat ini, kita harus belajar dari bagaimana kita membangun Sekretariat AIS Forum (Archipelagic and Island States Forum) mulai dari 0 sampai sesukses sekarang. Ini bagaimana kita harus menunjukkan bahwa Indonesia dan khususnya Bali memiliki budaya serta lingkungan yang bersih dan aman,” pungkas Menko Luhut.
Selain Menko Luhut, acara ini juga dihadiri dari beberapa perwakilan Kementerian/ Lembaga (K/L) terkait seperti Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pahala Mansury yang membahas mengenai update rundown kegiatan 10th WWF 2024 nantinya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang membahas rekayasa cuaca, Pj. Gubernur Bali S.M Mahendra Jaya yang membahas kebersihan bali dengan salah satunya kerampungan TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Suwung yang diharapkan rampung sebelum bulan Mei 2024, serta pejabat lainnya.
(*)