Mamuju, ide-ta.com – Badan Penelitian Pengembangan Daerah (Balitbangda) Sulbar akan bekerjasama dengan Kampus yang memiliki kualifikasi terbaik untuk melakukan penelitian terkait masalah empat plus satu yang menjadi program pemerintah provinsi Sulbar.
Hal itu disampaikan Plt Kepala Badan Balitbangda Sulbar H. Muhammad Hamzih kepada wartawan saat ditemui diruang kerjanya, Senin 16 Oktober 2023
Menurut Hamzih,saat ini Balitbangda bekerja sama dengan beberapa Kampus melakukan kajian terhadap komoditi aren dan limbah sawit.
“Selama inikan hasil aren di masyarakat tidak bisa bertahan sampai dua hari, sehingga kita kajian bagaimana hasil aren bisa awet. Kemudian, kita juga melakukan kajian agar limbah sawit bisa dimanfaat kembali sebagai pupuk untuk masyarakat,” kata Hamzih.
Tadi saya sampaikan saat rapat dengan staf, bagaiman kita kedepan melakukan penelitian terhadap empat plus satu,agar bisa mengetahui apa masalahnya.
“Kedepan ini kami gandeng kampus ternama untuk mengkaji secara komperhensif untuk mengetahui penyebab stunting itu dan untuk menemukan kendalanya,” jelas Hamzih.
Demikian juga persoalan kemiskinan ekstrem di Sulbar, bagaimana cara agar cepat terselesaikan sesuai dengan instruksi presiden.
“Baru-baru Pak Gubernur menyampaikan saat menghadiri wisuda di STAIN, dia menyampaikan bahwa kalaupun dia harus kawin karena faktor budaya maupun faktor lainya maka diminta untuk menunda proses kehamilan,” ungkapnya.
Intinya adalah bagaimana permasalahan empat plus satu bisa selesaikan, sehingga perlu kerjasama dengan kampus yang memiliki kualifikasi baik dan memiliki sumber daya manusia yang begitu kuat.
“Maka nanti kita akan libatkan UGM, UNHAS, UI, ITB atau UNM yang memang selama ini kampus yang memiliki kualifikasi yang cukup kuat di negara ini.dan tentu kita libatkan kampus lain juga,” ujarnya.
Kemudia kita berharap bagaiman libatkan para pakar lain yang memang berada dikampus yang terbaik. Sehingga nanti saya akan bicarakan dengan pak gubernur untuk minta pandangan bagaimana caranya agar kampus-kampus terlibat untuk melakukan penelitian. Termasuk persoalan bagaimana mengelola dan memanfaat sampah menjadi sebuah produk.
“Saya kemarin ketemu dengan pengusaha mudah di Polman,ternyata selama ini sampah di Polman sudah bisa menjadi batako, itu olah dengan baik,” tutup Hamzih.
(Musraho)